Penjabat Bupati Lembata Terima Mahasiswa Peserta Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan

0
94

Lewoleba, 5 Oktober 2024 – Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, A.P., M.T., Menerima 212 mahasiswa peserta Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan di Kabupaten Lembata. Acara penyerahan ini oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, di Wulen Luo, Lewoleba (5/10/2024).

Turut hadir dalam kegiatan ini Ibu Kristiani Aryani, Pamong Budaya Ahli Utama Bapak Made Suteja, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, Penjabat Sekretaris Daerah bersama seluruh perangkat daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata Para Camat dan Para Kepala Desa se-Kabupaten Lembata dan Mahasiswa peserta Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan di Kabupaten Lembata.

Dalam laporannya, Ratna Yunarsi selaku Ketua Panitia Pelaksana kegiatan menjelaskan bahwa sebanyak 218 mahasiswa yang telah melalui seleksi administrasi, seleksi tertulis, kemudian wawancara dan juga offering, maka 212 mahasiswa akan kami tempatkan disini pada 29 desa di 9 kecamatan dan itu pada posisi enumerator, agronomi, analis data, teknologi pangan dan nutrisi serta sistem informasi geografis, sementara ada 6 mahasiswa yang kami tempatkan di kantor Jenderal Kebudayaan di Jakarta.

“Setiap desa akan memiliki 7 hingga 8 mahasiswa yang tinggal bersama masyarakat, sehingga mereka dapat berinteraksi langsung dan memahami kebutuhan lokal,” ungkap Ratna. Selain mahasiswa, kegiatan ini melibatkan koordinator klaster dari kepala dinas serta koordinator desa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program di masing-masing desa.

Di akhir program, diharapkan akan dihasilkan pangkalan data kedaulatan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Lembata dan stakeholder terkait dalam merumuskan kebijakan pembangunan di sektor pangan, kesehatan, pertanian, kehutanan, dan kelautan.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, Sjamsul Hadi, S.H., M.M., dalam sambutannya, menekankan bahwa Direktorat Jenderal Kebudayaan berperan sebagai mitra dalam program Kampus Merdeka. Ia berharap para mahasiswa dapat membawa pengetahuan kearifan lokal untuk membangun Lembata, dengan tema “Jejak Pangan dari Tradisi ke Inovasi.” Ia menekankan pentingnya pengembangan sistem pangan yang memperhatikan tradisi sekaligus memanfaatkan teknologi modern.

“Selama dua minggu ke depan, saya meminta adik-adik mahasiswa untuk belajar bersama mentor dan pemangku adat mengenai teknik pengelolaan pangan lokal,” ujar Sjamsul. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan menerapkan metode yang berkelanjutan, serta memadukan teknologi pertanian modern seperti bioteknologi dan sistem informasi manajemen pangan.

Sjamsul juga mengingatkan bahwa mahasiswa perlu aktif terlibat dalam kegiatan sosial budaya di desa tempat mereka tinggal. “Dengan pendekatan ini, diharapkan mahasiswa dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui praktik pertanian yang berkelanjutan,” tambahnya.

Dalam program ini, mahasiswa akan melakukan riset dan pengembangan di 29 desa, menggali potensi varietas lokal serta teknik bercocok tanam tradisional. Selain itu, mereka juga akan didorong untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pemasaran produk pangan lokal agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Sjamsul berharap bahwa kolaborasi ini dapat memberikan hasil yang optimal dan berkontribusi pada kebijakan kedaulatan pangan di Lembata di masa mendatang. “Saya titipkan kepada Bapak Penjabat Bupati dan perangkat daerah agar program ini dapat diintegrasikan dalam perencanaan daerah dari tahun 2025 hingga 2029,” pintanya.

Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Lembata menyampaikan apresiasi atas kerjasama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan Pemerintah Kabupaten Lembata. Ia menekankan pentingnya program ini untuk mendukung kedaulatan pangan di daerah.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri, Pak Dirjen, dan khususnya kepada Pak Direktur yang telah memilih Lembata untuk kerjasama dalam program ini,” kata Paskalis.

Penjabat Bupati juga mengingatkan para mahasiswa untuk memahami karakteristik adat-istiadat lokal di desa-desa tempat mereka bertugas, guna mencegah potensi masalah. “Kami berpesan agar adik-adik mendalami karakteristik lokal dan beradaptasi dengan budaya setempat,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Paskalis memperkenalkan tujuh kepala dinas yang akan mendampingi para mahasiswa di lapangan. Mereka adalah Kadis Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan, Apol Mayan; Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Roli Betekeneng; Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jack Wuwur; Kadis Perhubungan, John Arimon; Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Yos Raya; Kadis Pendidikan, Wens Ose; dan Kadis Komunikasi dan Informatika, Petrus Demong.

“Para kepala dinas akan membantu memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan yang muncul selama program berlangsung. Intinya, kalian di lapangan harus tetap riang gembira bersama masyarakat,” tegas Paskalis.

Selain itu, output yang diharapkan dari program ini tidak hanya berupa pangkalan data, tetapi juga rekomendasi kebijakan terkait percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal di 29 desa sasaran. Paskalis berharap rekomendasi tersebut dapat membantu dalam perencanaan dan penganggaran untuk tahun anggaran 2025.

“Sekali lagi saya mengucapkan proficiat, selamat datang di Lembata, semoga berkenan, dan kalau bisa tetap di Lembata,” tutup Paskalis.

Dengan adanya program ini, diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tetapi juga dapat membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Lembata dan meningkatkan ketahanan pangan lokal serta mendukung pengembangan kedaulatan pangan di Kabupaten Lembata.