Lewoleba – “Kemampuan literasi anak-anak di kabupaten Lembata masih sangat rendah, berdasarkan data yang dirilis Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Hal tersebut, dikatakan Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata Anselmus Ola Asan, saat diwawancarai usai pembukaan kegiatan bulan baca tingkat Kabupaten Lembata di pelataran Perpustakaan Goris Keraf, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata pada, Selasa, (3/10/23).
Menurut Anselmus data yang dirilis ANBK tersebut, menjadi perhatian serius bagi semua kita. Sebab, kesuksesan dan keberhasilan seseorang ada pada seberapa besar dan banyak literasi yang diperolehnya.
“Data yang dirilis oleh (ANBK) pada bulan Juli lalu, kemampuan literasi anak di Kabupaten Lembata kategori mahir sebanyak 2,4%, kategori cakap sebanyak 48,21%, kategori dasar sebanyak 34,07%, dan kategori yang membutuhkan perhatian khusus sebanyak 15%. Dengan demikian, secara garis besar kemampuan literasi anak di Kabupaten Lembata masih sangat rendah, atau berada di zona merah”, tutur Kadis Ansel.
Dikatakan Kadis Ansel, dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan literasi anak di Kabupaten Lembata. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah bersama Dinas Pendidikan, tak henti-henti mengejar ketertinggalan kemampuan literasi dari daerah lain yang telah maju.
Terkait hal sebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan menggelar berbagai kegiatan yang memberi dampak secara langsung terhadap kemampuan literasi anak di Kabupaten Lembata. Kegiatan tersebut mencakupi kegiatan jambore literasi yang akan digelar selama tiga hari 10 s/d12 Oktober 2023 mendatang. Selain itu jug, diterapkan metode Reading Camp di sekolah bagi anak Sekolah Dasar (SD)
“Nanti ada jambore literasi ini akan diikuti oleh 86 sekolah. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari. ada perlombaan – perlombaan, pentas seni dan masih banyak lainnya. Tentu yang memberi apresiasi dan mengekspresikan bakat yang dimiliki masing-masing anak selama mereka mendalami literasi tersebut”, tutur Kadis Ansel.
Selain itu pula lanjut Ansel, pihaknya juga menerapkan metode Perpustakaan Goris Keraf go to school. Artinya, bahwa anak-anak tak harus berkunjung untuk mencari tambahan referensi di Perpustakaan Goris Keraf saja. Namun, juga dapat ditemukan di perpustakaan sekolahnya.
“Kita memiliki 174 ribu buku dengan 45 ribu lebih judul buku referensi umum. Buat apa buku-buku ini simpan di sini, kalau anak-anak membutuhkan referensi itu. Perlu saya ingatkan, bahwa saat ujian ANBK itu, soal-soalnya lebih banyak dari buku-buku referensi umum ketimbang buku mata pelajaran”, tutur Kadis Ansel.
Untuk itu, Kadis Ansel mengingatkan agar buku-buku yang didistribusikan ke sekolah-sekolah dapat memberi peningkatan pada kemampuan literasi anak Lembata. Ia juga berharap, agar tidak berhenti pada kegiatan ini saja, tapi bagaimana agar membaca bisa menjadi budaya masyarakat khususnya para pelajar.
“Harapan saya, kita jadikan membaca ini menjadi kebutuhan kita setiap hari. Ya kalau 9 bahan pokok kita tambahkan satu yaitu membaca, maka jadi 10 bahan pokok”, ujar Kadis Ansel.
Untuk diketahui bersama, sebanyak 47 Sekolah dari tingkat TK hingga SMA di Kabupaten Lembata yang mengikuti karnaval Literasi, kegiatan ini dalam rangka menyongsong Hari Ulang Tahun Ke 24 Kabupaten Lembata, serta Bulan Bahasa tingkat Kabupaten Lembata. Para peserta memakai berbagai kostum dari bahan – bahan bekas dan perlengkapan yang unik untuk mengampanyekan budaya membaca kepada masyarakat luas.
Pantauan tim Kominfo, karnaval tersebut dimulai sekitar pukul 15:30 WITA dari depan Toko Olimpic baru, dan di depan Patung Anton Enga Tifaona. Para peserta karnaval berjalan melewati sejumlah jalan utama di Kota Lewoleba dengan jarak tempuh sekitar 1 kilometer. (Tim Kominfo Lembata)