Penjabat Bupati Lembata Drs. Matheos Tan, M.M, menerima audiennsi dari tim SSR Perdhaki Malaria audiensi di Ruang rapat Bupati, Kamis (20/7/2023). Turut hadir dalam kegiatan tersebut Romo Deken Lembata Rm. Sinyo Dagomez, Pr, Kepala Badan Bapelitbangda drh. Manto Beyen, Kepala Dinas Koperindag Longinus Lega dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kanis Tuaq.
Rm.Sinyo Dagomez, Pr, menyampaikan bahwa kabupaten Lembata sendiri merupakan wilayah sasaran program perdhaki malaria. Oleh karena itu, sejak dilaunching program malaria oleh perdhaki pada tahun 2015 lalu, telah menjangkau sebanyak 50 desa dengan anggota pengawasa program malaria tersebut.
Sambung Romo Deken, kurang lebih berjalan 7 tahun program di tanah Lembata telah tercatat sebanyak 200an kasus malaria dari awal berjalannya program ini. Hal tersbut diketahui usai para anggota pegawas dan tim medis dari puskesmas yang bertugas di 50 desa tersbut, melakukan pemeriksaan 31 ribu masyarakat disetiap bulannya.
“Saya sangat berterima kasih karena atas kerja sama kita semua progam ini tentunya tidak dapat berjalan dengan sukses. Ini semua juga berkat campur tangan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan yang selalu menyuport tenaga medis maupun obat-obatannya”, ujar Rm. Sinyo.
Dikatakannya per bulan juni tahun 2023 ini program perdhaki malaria tidak lagi melakukan outreaching. Namun lebih pada pola penyuluhan yang merubah mindset masyarakat akan pencegahan penyakit malaria.
Lanjut Rm. Sinyo, ada beberapa agenda kegiatan yang akan dilakukan seperti pembentukan UKBM di masing-masing desa pendamping. Melakukan talkshow terkait strategi program zero malaria. Juga akan dilakukan deklarasi desa bebas penyakit malaria pada bulan agustus mendanatang, sebgai bentuk motivasi bagi masyarakat yang telah tertuang dalam Perbub.
Sementa itu, penjabat bupati Drs. Matheos Tan, M.M, juga meminta adanya peta endemik malarai. Sehingga pemerintah lebih mudah memantau perkembangan dan penularan penyakit malaria di kabupaten Lembata.
“Saya Kadis Dinas Kesehatan harus bisa petekan mana wilayah-wilayah yang rentang tingkat kasus penyakit malaria. Agar kita mudah memantau dan lebih fokus pada wilayah tersebut”, pinta Penjabat Bupati Matheos Tan.
Sambung Penjabat Bupati Matheos, bahwa perdhaki juga harus bisa memiliki intervensi juga pada kasus penyakit lainnya. Hal terbut dikatannya, mengingat maraknya kasus HIV AIDS dan stunting di kabupaten Lembata saat ini. Oleh karena itu, ia berharap agar penanganan kasus stunting dan HIV AIDS juga menjadi program penting SSR dan Perdhaki di tanaha Lembata yang kita cintai ini.
Diujung arahan penjabat Bupati Lembata Matheos minta agar semua elemen bisa berkolaborasi dalam menghadapi berbagai masalah yang sedang terjadi di kabupayen Lembata ini dengan bergandeng tangan. Sehingga program pembangunan yang sedang berjalan dan yang akan berjalan semuanya dapat dilakukan dengan baik.
Lebih jauh penjabat bupati Matheos juga mengingitkan bahwa kegiatan deklarasi eliminasi malaria yang akan dilaunching dibeberapa desa terbut, ia menyampaikan apresiasi. Oleh karena itu, beliau meminta agar semua OPD terlibat langsung untuk mengikuti kegitan tersebut. Kepada direktur RSU dan Kepala Dinas Kesehatan diminta untuk melakukan pelayanan terbuka bagi masyarakat memeriksa kesehatan saat deklarasikan eliminasi malaria di desa tersebut. (Tim Kominfo)