Penjabat Bupati Lembata : Jangan Bangun Sesuatu Di Lahan Yang Belum Beres

0
2733

KOMINFO LEMBATA – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mencanangkan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (GEMAPATAS) sebanyak 1 juta patok batas bidang tanah yang akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.

Tujuan dari diluncurkannya GEMAPATAS di antaranya sebagai upaya untuk menggerakkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memasang dan menjaga tanda batas tanah yang dimilikinya. Dengan dipasangnya patok tanda batas oleh masing-masing pemilik tanah, diharapkan juga dapat meminimalisir konflik maupun sengketa batas tanah antarmasyarakat.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Lembata pada Jumat (03/02/2023) secara resmi mencanangkan dimulainya GEMAPATAS untuk Kabupaten Lembata yang ditandai  dengan pemasangan batas tanah untuk area Kantor Camat Nagawutung.

Penjabat Bupati Lembata yang hadir menyaksikan dan mencanangkan GEMPATAS, dalam sambutannya menghimbau agar semua masyarakat dan aparat pemerintah jangan membangun sesuatu diatas lahan yang belum beres.

Dikatakan Marsianus Jawa, sejak berada di Lembata ditemukannya banyak kasus tanah pemerintah. Di Lewoleba banyak bangunan pemerintah daerah yang menuai masalah karena dibangun diatas tanah yang belum lengkap administrasinya sehingga dapat diklaim pihak lain.

Untuk hal ini, maka kepada aparat desa Marsianus Jawa meminta agar selalu mendorong masyarakat untuk segera  mengurus semua administrasi tanah agar dapat menghindari konflik yang sering terjadi di masyarakat. Kepada aparat desa juga diingatkannya agar jangan membangun fasilitas pemerintah diatas tanah yang belum beres administrasinya.

Dalam kesempatan ini, selain berbicara tentang pentingnya pemasangan tanda batas tanah, Marsianus Jawa mengecek secara langsung melalui kepala desa yang hadir tentang perkembangan penanganan stunting di masing – masing desa.

Terkait stunting disampaikannya, harus dibedakan betul anak – anak yang kerdil karena memang gen orang tuanya dengan anak – anak yang kerdil karena kekurangan gizi. Hal ini untuk memastikan intervensi dan pendataan jumlah yang akurat.