Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa dalam kesempatan bertatap muka dengan biarawan/biarawati sedekenat Lembata, Kamis 24/11/2022 di Rumah Dekenat Lembata meminta dukungan agar gereja dapat bekerjasama dengan pemerintah untuk pengentasan stunting di Kabupaten Lembata mengingat masih tingginya angka penderita stunting.
Sebagaimana disampaikan Plt. Kadis Kesehatan, Gabriel Bala Warat dalam kesempatan yang sama, data stunting di bulan Februari 2022 sebanyak 1895 org atau 22.7 % dari 9497 sasaran, sedangkan pada pengukuran Agustus 2022 , jumlah anak stunting 1396 ( 15,9 %).
Marsianus Jawa meminta agar gereja bekerjasama membantu pemerintah daerah agar jumlah anak stunting di Lemabata dapat dikurangi. Menurutnya, para pastor lebih mengetahui kondisi umatnya di lapangan sehingga kerjasama sangat dibutuhkan. Stunting hendaknya dibicarakan mulai dari tingkat komunitas basis, harapnya.
Selain itu menurut Marsianus, Pemerintah Daerah memang sedang gencar dalam usaha pengentasan stunting melalui dinas kesehatan dan pemerintahan desa, tetapi dibutuhkan pola pendekatan lain dalam usaha ini yaitu pola pendekatan dengan hati.
“Pemerintah memang ada program, tetapi saya perhatikan kerja ini tidak dengan hati sehingga tidak benar – benar fokus. Kita butuh para pastor dan suster dengan pola pendekatan yang berbeda. ungkap Marsianus.
Semenatara itu, Pastor Paroki Mingar, RD Yeremias Rianghepat dalam dialog mengungkapkan bahwa pengentasan stunting menjadi wajib untuk gereja sehingga selama ini kerjasama sudah mulai dibangun. Mengatasi stunting sebenarnya kerja kemanusiaan yang ringan apabila benar – benar fokus bekerja dengan hati, ungkap Romo Yermin
Dijelaskannya, stunting bisa sekali diatasi di tingkat desa sehingga jangan sampai dibesar – besarkan ke tingkat atas karena memalukan kita sendiri. Untuk Paroki Mingar, usaha dan kerjasama pengentasan stunting sementara berjalan sehingga diyakininya persoalan ini dapat diatasi di tingkat bawah.
