KOMINFO LEMBATA – Stadion Gelora 99 Lembata, Minggu (25/9) sore, lagi-lagi menjadi saksi bisu keganasan Tim Paus Biru. Kali ini Perserond Rote Ndao menjadi korban dari Raja Penalti Persebata. Detik-detik terakhir berujung petaka ketika eksekutor terakhir Yohanes Kopong sukses hancurkan Perserond Rote Ndao 5-4 melalui drama adu penalti.
Lagi-lagi tiang gawang bagian Selatan Stadion Gelora 99 menjadi momok menakutkan bagi lawan. Di tiang gawang inilah tiga tim telah menjadi korban keganasan anak asuh Hasan Haju. Hattrick penalti 3 kali beruntun bagi tuan rumah sejak babak 16 besar, kemudian dilanjutkan pada babak perdelapan final dan terakhir pada semifinal ini, meninggalkan persepsi sebagian orang bahwa tiang gawang Selatan atau kanan dari tribun penonton adalah bertuah. Maka tak mengherankan publik Lembata mulai menjuluki tim kesayangan mereka dengan julukan baru “Raja Penalti”.
Diawal pertandingan, tepatnya menit ke-22 pelatih Hasan Haju sempat kecewa ketika Persebata kebobolan saat mengalahkan Perserond Rote Ndao. Kekecewaan Pelatih tim Persebata, Hasan Haju ini berawal dari eksekusi tendangan penalti yang gagal dilakukan oleh Cesar Aprilio di menit ke-9 karena kurang fokus.
Walaupun sempat hilang fokus yang dialami timnya di babak pertama, namun dia bersyukur anak asuhnya dapat mengalahkan Perserond Rote Ndao pada semifinal ETMC walaupun melalui drama adu penalti.
Persebata sukses melangkah ke final ETMC setelah menang adu penalti 5-4 (1-1) melawan Perserond Rote Ndao. Tim Paus Biru sebenarnya bisa meraih kemenangan di waktu reguler jika tidak kehilangan fokus di babak pertama.
Memimpin sejak menit ke-22 lewat gol striker muda Desmon J. M. Nenobais melalui sundulan terarah, gawang Perserond Rote Ndao akhirnya kebobolan juga saat pertandingan babak kedua memasuki menit ke-50. Gol tendangan, Luis Aprilio memanfaatkan umpan matang dari Cesar Aprilio di kotak penalti lawan saat babak kedua berjalan 50 menit, membuat laga berakhir imbang 1-1 di waktu reguler.
Hasan Haju tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya usai laga. Pelatih asal Lamahala itu mengaku bahagia para pemain Persebata kembali fokus di babak kedua dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 hingga akhir laga.
“Kebobolan di menit ke-22 babak pertama tadi mungkin itu terjadi karena situasi yang ada, di mana kami secara teknis terlalu berani mengambil risiko, dan tentunya itu tidak berjalan sesuai dengan rencana tim. Kami akan melakukan analisis dan melihat apa yang terjadi, memperbaiki kelemahan pemain yang bisa dilakukan,” ucap Hasan usai laga.
Beruntung bagi Persebata, kesalahan di awal babak pertama itu tidak berujung dengan petaka. Persebata sukses mengalahkan Perserond Rote Ndao lewat drama adu penalti 5-4. Adalah penendang berjersey 12, Putra Hurek dari Perserond Rote Ndao yang gagal mengeksekusi penalti sehingga Yohanes Kopong sukses mengunci kemenangan Persebata melalui tendangan kerasnya.
“Kami ingin menampilkan gaya permainan atau DNA tim Paus Biru, menampilkan pola menyerang yang kami inginkan dan memberi penampilan terbaik untuk suporter. Kami akan memperbaiki kesalahan ini di final tentunya,” ujar Hasan Haju.
Secara keseluruhan Hasan Haju bangga melihat permainan tim Persebata. Terutama karena Luis Aprilio dan kawan-kawan bisa mengatasi tekanan lawan di Stadion Gelora 99.
“Kami bermain di kandang sendiri. Anda bisa lihat begitu banyak suporter tuan rumah di sini. Secara mental dan fisik kami berada dalam tekanan harus menang, tapi semua pemain bekerja dengan baik,” ucap Hasan Haju.
“Tim saya bermain hebat, karena ini pertandingan berat. Pada akhirnya kami meraih kemenangan. Ini hasil berkat kerja keras seluruh pemain. Terima kasih untuk semua pemain,” tambah Hasan Haju.