“Saya minta dalam penyusunan RPJM desa ini, prioritas kita pertama adalah tidak boleh ada kelaparan di desa-desa. Kita boleh omong tentang Covid 19,tentang malaria, HIV Aids, tapi kelaparan ada di depan mata kita. Anak – anak yang menderita stunting ada di depan mata kita. Hari ini 36% masyarakat Lembata miskin, dan 22.5% anak-anak balita stunting. Saya minta kita fokus kesana. Tidak boleh ada kelaparan di desa”
Bupati Thomas Ola mengatakan ini saat membuka kegiatan bimbingan teknis penyusunan RPJM Desa di Aula Ankara Lewoleba, Sabtu (26/03/2022).
70% masayarakat Lembata adalah masyarakat petani berarti 36% masyarakat yang miskin adalah masyarakat petani di desa. Untuk itu Bupati Thomas Ola meminta Dinas Pertanian Kabupaten Lembata untuk mendampingi para petani di desa. Ekosistem usaha pertanian harus dibangun. Tidak boleh masyarakat petani dibiarkan bergerak sendiri. Harus ada ekosistem pertanian yang baik yang dibangun agar usaha pertanian bisa berkelanjutan.
Menurut Bupati Thomas Ola, yang perlu dikejar kedepan adalah pertumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan dan berkelanjutan, bukan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif.
“Jangan bernafsu mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Itu namanya pertumbuhan ekonomi eksklusif. Yang kita kejar kedepan adalah pertumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan dan berkelanjutan. Kalau kita kejar pertumbuhan ekonomi yang eksklusif maka yang menikmati hanya orang-orang bermodal besar. Para investor yang modal besar. Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh mereka. Mereka jumlahnya berapa. Di Lembata tidak sampai sepuluh orang. Dan yang menderita adalah 137.422 orang Lembata yang hidup di desa-desa”, jelas Thomas Ola. (Dinas Kominfo Lembata)