Lewoleba-“Raganya Boleh pergi, tapi semangatnya tetap hidup di antara istri, anak-anak dan kita semua. Selamat jalan Ama Yance, sampai jumpa di surga abadi,” demikian kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola, S.E., M.Si, saat memberikan sambutan dalam upacara penguburan jenazah Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, S.T., M.T, di Kediaman Almarhum Kuma Resort, Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur, Minggu, (18/7/ 2021).
Sambung Thomas, secara pribadi beliau jarang memanggil Pak Bupati, melainkan beliau sering menyapa dengan sebutan “Ama Yance”. Dengan penuh rasa duka yang amat dalam kita semua yang hadir bersama seluruh masyarakat Lembata menyampaikan rasa duka yang mendalam, berkabung atas meninggalnya Bupati Lembata, Bupati di tanah tercinta ini.
“Kita telah kehilangan seorang putra terbaik, seorang inovator, mengubah masalah jadi kreativitas, inovasi yang luar biasa. Seniman, pekerja tulen yang tak pernah lelah,” kata Thomas.
Lanjutnya, Dulu siapa yang mengenal Kuma. Dulu hamparan hutan belantara, namun ia menatanya menjadi taman bunga yang indah. “Dulu siapa yang mengenal hamparan Kuma, ini hamparan belantara, tapi beliau melukisnya dengan warna-warni yang indah dipandang dari laut, darat, dan udara. Seniman pemimpin Lembata, selamat jalan”, ungkap Thomas.
Sambung Thomas, Almarhum pada masa kepemimpinannya sejak periode pertama dan periode kedua 2017-2022, gigih membuat terobosan di kabupaten ini. Semua tahu berbagai prestasi yang diraihnya. Dengan jujur dan hati bersih, lanjutnya, harus mengakui prestasi yang ia berikan untuk Lembata dan menyadari sebagai manusia biasa dan seorang pemimpin, ia tak luput dari kekurangan. Untuk itu, beliau mengajak semua warga Lembata berdoa secara khusuk dan mohon pengampunan atas dosa dan khilafnya agar jalannya dilapangkan karena tidak ada manusia yang sempurna, semua yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
“Kita menyaksikan betapa hebatnya Ama Yance, tapi hari ini ia kembali ke tanah. Pesan moralnya bahwa kita semua akan kembali ke tanah dengan tidak mengenal jabatan,” ujar Thomas.
Selain itu, Wakil Bupati juga memberikan peneguhan Kepada keluarga, istri, anak-anak serta anak mantu yang ditinggalkan. Semoga Allah memberi ketabahan dan kesabaran menerima kepergian dengan ikhlas. “Dengan memohon Rahmat dan ridho Allah, mari kita lepaskan kepergian almarhum ke Sang Khalik dan berdoa Allah menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya beliau juga menyampaikan rasa pilu di hati beliau kepada almarhum di depan pusaranya.
“Ama Yance, hamparan tanah dan samudra ini terlalu luas. Kita jelajahi gunung, bukit, dan lembah. Kita arungi samudra, bersama mencari butiran gandum di darat dan tiram di laut. Kebersamaan tulus dan kayu peledang berlayar dan di saat ini kita harus lalui waktu, waktu kita harus bangkit maju, maju untuk sesuatu yang baru yakni Lembata Baru”.
“Saat ini, kita akan berpisah tapi bukan untuk melupakanmu, tapi di tanah ini, tanah leluhur kita, kami akan meneruskan cita cita luhur membangun Lewotana, Leuauq, Ragamu boleh mati, tapi ide brilianmu takan pernah mati. Semangatmu membangun Lewotana takan pernah hilang digulung gelombang. Ide brilianmu kadang tak terbaca nalar lurus kami”. Terimakasih untuk derap kaki yang perna seirama. Selamat jalan Ama Yance menuju tempat peristirahatan abadimu, saling memaafkan bila ada salah di antara kita. Jasadmu akan menjadi persembahan yang harum mewangi di tanah ini dan jiwamu mewangi adalah persembahan kepada Allah dari persekutuan keluarga Sunur, Silimalar di dunia,” kata Wabup Thomas Ola mengakhiri kata hatinya.
Ungkapan duka juga datang dari Bupati Kabupaten Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon, menyampaikan rasa berlasungkawa yang mendalam. “Atas nama pemerintah dan masyarakat Flores timur menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas meninggalnya Bupati Lembata bapak Eliaser Yentji Sunur. Semoga amal dan ibadahnya diterima oleh yang mahakuasa”, ungkap Hadjon.
Lanjutnya, kedatangan beliau sebagai bentuk kepedulian dan rasa kehilangan sahabat dekat yang dulu pernah bersama dalam satu lembaga partai politik. Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan bahwa kami berdua juga menakodahi kapal yang sama, yakni kapal Lamaholot.
“Saya dan almarhum sama-sama memimpin di tanah Lamaholot. Saya memimpin di Flotim dan almarhum memimpin di Lembata. Untuk itu saya harus ke sini sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap beliau” tutur Hadjon.
Turut hadir mengantarkan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur ke peristirahatan terakhir, Dandim 1624/Flotim, Kapolres Lembata AKBP Yoce Marthen, Ketua DPRD Lembata Petrus Gero, dan sejumlah anggota DPRD Lembata, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Pemkab Lembata, dan keluarga. (Tim Kominfo Lembata)