Lewoleba, Sebagai perwujudan rasa peduli dan simpati terhadap para pengungsi erupsi Gunung Lewotolok (Ile Lewotolok). Guru dan murid SMA Katolik Frateran Maumere, mendonasikan berbagai bantuan yang diserahkan langsung oleh empat perwakilan guru dan anggota osis SMA Katolik, di bawah naungan Kongregasi para Frater Bunda Hati Kudus (BHK) tersebut.
Penyerahan bantuan tersebut, diterima oleh Kalak BPBD Kabupaten Lembata Kanisius Making, yang bertempat di posko utama penanggulangan bencana pada Dinas PUPR Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada, Selasa, (8/12/20).
Kristoforus Igo, S.Pd, ketika diwawancarai mengatakan bahwa bantuan yang diberikan ini berupa beras 1 ton, mie instan 200 dos, gula, kopi, pempers bayi, pakaian dan peralatan mandi serta cuci yang telah dipaket dalam 20 dos.
Ketika ditanya terkait penggalangan bantuan tersebut. Igo menjelaskan bahwa, kegiatan ini merupakan spontanitas dari guru dan para murid di sekolah.
Sambungnya, dalam proses penggalangan sedikit mengalami kendala karena pandemi Covid-19, yang mengharuskan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui daring. Sehingga menuai kesulitan saat menyampaikan informasi terkait penggalang donasi bantuan kepada para guru dan murid sekolah secara langsung. Oleh karena itu, kita membentuk semua panitia kecil yang dikhususkan untuk penggalangan bantuan bagi pengungsi erupsi Ile Lewotolok menggunakan grup Whats App para guru dan murid.
“Ketika mendengar peristiwa ini, saya coba membangun berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk melakukan donasi terhadap para korban erupsi Ile Lowotokok. Kita buat panitia kecil, dan informasi semua kita sampaikan lewat Whats App grup guru dan para murid”, tutur Igo.
Lanjut Igo, penggalangan bantuan ini juga menjadi pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study), bagi para murid. Hal tersebut mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan anak-anak sekolah di tengah masyarakat nantinya.
“Ini supaya anak-anak dilatih untuk membangun rasa kepedulian mereka terhadap sesama”, ujar Igo.
“Aksi kemanusiaan ini bukan menjadi hal yang baru. Kegiatan semacam ini, telah rutin sekolah lakukan setiap tahunnya. Baik itu, penggalangan bantuan untuk bencana maupun pada panti-panti asuhan yang ada,” tutur Igo, yang juga guru ekonomi di sekolah itu. (Tim Kominfo Lembata)