Lewoleba, pasca kebakaran yang menimpa kampung adat Napaulun di Desa Bunga Muda, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Minggu (30/8/20) lalu. Wakil Bupati Lembata Dr. Thomas Ola, SE.,M.Si bersama para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), meninjau langsung lokasi kebakaran kampung adat Napaulu pada Kamis, (3/9/20) pagi. Setibanya di lokasi kejadian, rombongan Wakil Bupati disambut oleh Camat Ile Ape Simon Langoday, Kepala Desa Bunga Muda Bernadus Parlete dan para tokoh adat desa setempat.
Kepala Desa Bunga Muda Bernadus Parlete saat diwawancara Redaksi Kominfo mengatakan musibah kebakaran ini, telah menghanguskan 26 unit rumah adat dari 35 rumah adat yang selama ini menjadi peninggalan pusaka leluhur kami. Kami sangat sedih semua barang pusaka yang diwarisi oleh leluhur musnah dilahap api, ungkap Bernadus.
Tambahnya kalau untuk bangunan rumah adat bisa kita gantikan dengan yang baru atau dengan kata lain dapat dibangun kembali. Akan tetapi, semua benda pusaka yang memiliki historis leluhur juga ikut menjadi abu, ini yang tidak bisa digantikan, tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Camat Ile Ape Simon Emi Langoday, saat diwawawancarai mengatakan peristiwa yang terjadi ini, sungguh membawa kita ke dalam kesedihan. Bagaimana tidak? seluruh benda-benda sakral yang diwarisi leluhur ludes dilahap Si jago merah.
Lanjutnya, upaya pemadaman pun terus dilakukan pemerintah desa dan kecamatan yang dibantu oleh masyarakat guna memperkecil luasnya kebakaran hutan, mengingat di Kecamatan Ile Ape Timur juga terdapat kampung adat yang juga terletak di lereng gunung Ile Lewotolok.
Tambahnya, selain itu pemerintah kecamatan telah mengidentifikasi kerugian yang diakibatkan peristiwa kebakaran itu dan akan dilaporan ke pemerintah kabupaten, tutur Simon.
Sementara itu, Wakil Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola, SE.,M.Si usai mengelilingi dan memantau lokasi kebakaran ketika diwawancarai mengatakan pemerintah daerah bersama seluruh masyarakat Lembata sangat prihatin atas duka yang dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Ile Ape. Diharapkan tidak terus berlarut dalam kesedihan dan mungkin ada hikma besar dibalik peristiwa kebakaran ini, ungkap politisi Nasdem itu.
Lanjutnya, Ia mengajak seluruh masyarakat Lembata agar dapat merefleksikan diri mengapa peristiwa itu terjadi. Bencana kebakaran hutan di kabupaten Lembata bukan hal yang baru lagi, hampir setiap tahunnya pasti ada hutan yang terbakar. Oleh karena itu, “mari kita saling menjaga dan jangan saling menyalahkan satu dengan yang lain, bangunlah komunikasi yang baik untuk menjaga Lewotana yang kita cintai ini, ajak Thomas.
Perlu diketahui bahwa terdapat 14 suku yang menghuni 35 Unit rumah adat. Si jago merah telah melahap habis 26 Unit rumah adat dengan segala peninggalan pusakanya, sedangkan 9 unit Rumah adat telah berhasil diselamatkan dari peristiwa tersebut. (Tim Kominfo Lembata)