BUPATI SUNUR : KEPALA DESA HARUS MENYISIHKAN UANG UNTUK BLT ENAM BULAN LAGI
Lewoleba, Hari ini saya hadir disini secara simbolis menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat melalui dana desa, sesuai apa yang disampaikan olehKementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan sudah disetujui oleh Presiden. Untuk itu, para kepala desa harus menyiapkan lagi anggaran untuk enam bulan kedepan dengan jumlah uang yang diterima tidak lagi sebesar 600ribu/ kepala keluarga (KK), melainkan sebesar 300 ribu. Demikian penyampaian Bupati Lembata S.T., M.T,ketika menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) Tahap III kepada perwakilan 14 desa di halaman depankantor Desa Katakeja Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata pada, Rabu (17/6/20).
“Kita masih menunggu surat edaran dari kementerian, kita baru mendengarkan penyampaian-penyampain lisan saja. Jadi para kepala desa selagi masih ada uang harus siapkan lagi untuk enam bulan kedepan sebesar 300 ribu. Karena untuk bantuan sosial tunai (BST) yang diberikan Kementerian Sosial akan diberlakukan hingga bulan Desember.Saya yakin BLT juga akan diberlakukan hal yang sama karena kita tidak tahu Covid-19 ini akan berakhir kapan”, tutur Sunur.
Tambah Sunur, para kepala desa dan BPD diminta agartidak perlu melakukan perundingan lagi kepada masyarakat penerima bantuan,karena masyarakat penerima itu tetap dengan data yang ada terlebih dahulu.
“Jangan berunding lagi untuk siapa yang dapat,karena masyarakat yang sama yang menerima bantuantahap I,II dan III. Jangan saya omong begini bulan depan datang serbu kepala desa dan meminta BLT lagi. Kita masih menunggu surat pemberitahuan resmi dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi”, tandas Sunur.
Lanjut Sunur, anggaran dana desa yang disiapkan agar dimasukan dalam pos kegiatan belanja tak terduga (BTT), sehingga ketika ada instruksi bisa langsung direalisasikan kepada msayarakat penerima, jelasnya.
Dipengujung sambutan Bupati Sunur meminta agar para kepala desa dapat memantau kegunaan BLT yang diterima oleh masyarakat. Hal ini agar benar-benar dapat dipergunakan dengan semestinya atau membantu masyarakat lain yang tidak menerima BLT dan bukan untuk keperluan lainnya yang tidak bermanfaat.
“Uang yang dikasih harus digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk disimpan. Bantu masyarakat lain, dengan membeli dagangannya, sehingga roda ekonomi di desa dapat berjalan normal”, pintanya.
Tambah Sunur, yang terpenting kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam diri kita dan lingkungan sekitar kita, dengan selalu cuci tangan dan jaga jarak. Apabila tidak mengindahkan himbauan pemerintah, maka akan ditindak tegas.
Sementara itu, sambutan anggota DPRD Kabupaten Lembata Piter Bala Wukak mengatakan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat Lembata. Sekarang bagaimana kita sebagai masyarakat dalam memberikan kontribusi untuk membangun Lembata yang kita cintai, ungkap Wukak.
Lebih lanjut Wukak mengatakan pada hari ini merupakan hari pembagian BLT Tahap III. Saya berharap agar jangan meributkan BLT ini dan jangan menjadikan BLT ini sebagai ketergantungan kita untuk pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari..
“Jangan ribut soal BLT yang hanya sebagai perangsang saja ekonomi kita. Juga tidak boleh ciptakan ketergantungan kita pada BLT saja. Kita hidup diatas tanah yang penuh susu dan madu, kalau kita punya motivasi rendah, maka kita sendiri akan menciptakan ketergantungan pada pemerintah saja dengan BLT, PKH dan Raskin”, harap Wukak.
Selain itu, Camat Atadei Lambertus Charles, SH dalam sambutannya mengatakan, pada hari ini sebanyak 14 desa yang menyalurkan BLT DD Tahap III di Kecamatan Atadei. Hal ini sesuai instruksi bapak presiden terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19 di Indonesia, Provinsi NTT dan Kabupaten Lembata, ujar Charles.
Tambah Charles, tidak hanya pada penyerahan bantuan BKT DD saja, tetapi semua instruksi dari pemerintah daerah terkait kesiapan tempat-tempat ibadah menuju tatanan kehidupan baru. Pengaktifan pasar rakyat di Kecamatan Atadei juga telah dilakukan sejak tanggal 26 Mei 2020 lalu, jelasnya.
Lanjutnya untuk tempat ibadah yang berada di kecamatan ini terdapat dua paroki yakni paroki Kalikasa dan Paroki Lerek. Semuanya telah menyiapkan segala administrasi yang diinstruksikan oleh Bapak Bupati Lembata. Semuanya masih menunggu keputusan resmi dari bapak Uskup Larantuka, tutur Carles.
Sambung Charles, Kecamatan Atadei telah melakukan koordinasi dengan semua desa untuk meyiapkan rumah karantina di masing-masing desa bila ada warga desanya yang hendak dilakukan karantina mandiri di desa, jelasnya.
Hadir dalam kegiatan itu para kepala Organisasi Perangkat Daerah, Babinkamtibmas,Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata Yuni Damayanti, S.E, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan para Kepala Desa sekecamatan Atadei, Tokoh Agama, Masyarakat, dan Pemuda serta Masyarakat penerima BLT tahap III lainnya.
Perlu diketahui sebelum menyerahkan BLT tahap III kepada masyarakat penerima di kecamatan Atadei. Bupati Sunur bersama rombongan memantau aktifvitas pasar Katakeja dan kesiapan Paroki Kalikasa dalam penerapan tatanan kehidupan baru di masa pandemi Covid-19 ini. (Tim Kominfo Lembata)