BUPATI SUNUR SIAP NONJOB ASALKAN LEMBATA BEBAS COVID-19
Lewoleba, Saya siap dimarahi presiden dan gubernur serta siap dicopot dari jabatan bupati, asalkan seluruh masyarakat Lembata terlepas dari serangan Covid-19. Karena saya yang bertanggung jawab penuh untuk seluruh masyarakat di Kabupaten ini, demikian penyampaian Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, S.T., M.T., ketika melantik dan mengambil sumpah 3 (tiga) Penjabat Kepala Desa di Halaman Kantor Desa Dulitukan, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata pada Kamis, (23/4/20).
Hadir dalam acara pelantikan tersebut Ketua TP. PKK Kabupaten Lembata Ibu Yuni Damayanti, S.E., para Pimpinan OPD, Camat Ile Ape, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan perutusan dari Keluarga dan Masyarakat Desa.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lembata No: 135 s/d 152 Tahun 2020 tentang “Pemberhentian Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa / Anggota Badan Permusyawaratan Desa, dan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa / Anggota Badan Permusyawaratan Desa di Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata”.
Para Penjabat kepala desa yang dilantik yakni, Penjabat Kepala Desa Dulitukan Arifin Labi, Penjabat Kepala Desa Kolontobo Petrus Olaman dan Penjabat Kepala Desa Napasabok Muhamad Hasan.
Camat Ile Ape Stanislaus Kebesa, AP., M.Si., pada kesempatan itu melaporkan bahwa 16 (enam belas) desa di wilayah Kecamatan Ile Ape, seluruhnya telah menjalankan Intruksi Bupati Lembata dalam upaya pencegahan Covid-19. Baik itu social distancing, penutupan pasar, pembangunan posko gugus tugas penanganan Covid-19 setiap desa, masyarakat desa wajib menyediakan wadah cuci tangan di rumanhya masing-masing dan memperketat penjagaan di wilayah pesisir desa, tuturnya.
Lanjut Kebesa, pemerintah kecamatan juga telah melayangkan surat penutupan bulan adat di Kecamatan Ile Ape terhitung mulai 1 Mei s/d 31 Juli mendatang. Penutupan ini dilakukan berdasarkan seminar adat pada 2001 lalu bahwa segala proses adat akan terjadi pada Mei hingga Juni tiap tahunnya, ungkapnya.
Bupati Sunur dalam sambutan mengatakan bahwa tugas pertama para penjabat kepala desa yang baru dilantik adalah menjaga desa dari Covid-19. Teruslah melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat setiap saat, sampai wabah ini berakhir, kata Sunur.
Lanjutnya, Kabupaten Lembata adalah salah satu dari daftar 260 lebih kabupaten / kota yang sudah terkena wabah ini dan negara kita saat ini sedang dalam kesulitan dana. Anggaran pusat yang diperuntukkan Kabupaten Lembata sebesar 72 Miliar sudah ditarik ke Pusat untuk digunakan dalam penanganan Covid-19, dan tidak akan masuk lagi ke daerah ini”, jelas Sunur. Untuk itu, saya mengharapkan agar seluruh masyarakat serius dan disiplin dalam penanganannya, karena semua daerah mengalami hal yang sama, ungkapnya.
Bupati Sunur menyesalkan bahwa pihak ASDP seharusnya lebih waspada, tetapi malah kecolongan dan membuat panik seluruh masyarakat Lembata dengan bertambahnya 3 (tiga) orang positif hasil rapid test Covid-19 terhadap 34 penumpang kapal penyeberangan Ferry Ile Mandiri, pada Rabu (22/4/20). Dengan demikian, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Lembata bertambah menjadi 6 (enam) orang yang positif berdasarkan hasil rapid test covid-19, tutur Sunur.
Dikatakan bahwa Pemerintah Daerah tidak bisa menutupi hal demikian, kalau ditutup-tutupi dan menunggu sampai ada yang meninggal karena Covid-19 siapa yang akan disalahkan”, tentu pertama yang disalahkan adalah Pemerintah Daerah, tutur Sunur. Dilanjutkan bahwa saya siap dimarahi Presiden dan Gubernur serta siap dicopot dari Jabatan Bupati, asalkan seluruh masyarakat di Kabupaten Lembata terlepas dari serangan covid-19. Karena saya yang bertanggung jawab penuh untuk seluruh masyarakat di Kabupaten ini”, tegas Sunur. Untuk itu beliau sangat berharap agar masyarakat Kabupaten Lembata yang saat ini berada di luar agar mengurungkan niat untuk pulang, jika kalian sayang keluarga, sayang Lewotana Lembata ini, pinta Sunur.
Dipenghujung sambutan Beliau berpesan kepada para kepala desa agar melakukan pendataan masyarakatnya dengan kategori yang berusia lansia dengan umur 60 tahun ke atas dan dipilah lagi yang sedang sakit dan yang sehat. Data yang diperoleh harus dikoordinasikan bersama tim medis desa dan kecamatan serta Kabupaten.
Ditambahkan pula para kepala desa agar segera membuat action plan penanganan covid-19 melalui musyawarah desa, dan melakukan penyerasian APBDes untuk realokasi dan refocusing, serta paling lambat 1 Mei BLT sudah harus diberikan kepada masyarakat desa”, tegas Sunur.(Tim Kominfo Lembata)