
DUSUN RITA SADAR CORONA, PEDULI KEMANUSIAN
Lewoleba, Dusun Rita Desa Belobao Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata telah menjadi pemantik kemanusian, demikian Tim Kominfo ketika menyambangi Dusun kecil yang berpenghuni sekitar limapuluhan warga yang bermata pencaharian sebagai petani, Jumat (03/04/2020).

Keantusiasan mendengar pengumuman resmi Pemerintah Daerah terkait bahaya corona (Covid-19) dan cara pencegahannya, sehingga tak tanggung tanggung meminta Tim Kominfo melakukan Calling sampai ketiga kali dan Tim pun dengan gembira melakukannya.
Ibu Yuliana Tukar salah salah satu warga Dusun Rita mengatakan bahwa kami senang ada informasi yang pasti dari Pemerintah Kabupaten. Seperti Informasi terkait jumlah Orang dalam pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), apakah Lembata sudah ada pasiaen postif Corona? Hari ini terjawab sudah informasinya, sambung Ibu Yuliana yang selama ini hanya mendengar dari bisik tetangga dari satu rumah ke rumah yang lain.
Hal menarik dari dusun ini adalah setiap rumah sudah tersedia tempat air dan sabun cuci tangan dan Anak-anak sekolah dilarang keluar jauh dan bermain sekitar rumah. Ketika ditanya Tim Kominfo, mengapa melakukan hal seperti ini, seorang Ibu bernama Yohana Fransiska mengatakan, kita sesungguhnya sedang diajarkan peduli kepada diri kita dan sesama, kita peduli akan hdup. Menurut Ibu Rumah Tangga ini bahwa saling menjaga dengan mencuci tangan sebelum masuk rumah, jaga jarak maupun hindari keramaian itu semua untuk kita berusaha menghargai hidup, menghargai kemanusiaan kita.
Setelah itu Tim melanjutkan perjalanan dan melakukan calling 2 (dua) kali persis di depan Kapela Sta. Elisabeth Lawukak dan berbincang dengan seorang Bapak Marselinus Lagoor yang mengapresiasi Tim Kominfo dan sedikit bercerita tentang upacara adat tolak bala yang dilakukan berama desa tetangga seperti Udak Lelomatan, BeloBatan, Paobokol dan Bakalerek. Katanya, Secara adat juga sudah dilakukan, lewat doa novena juga dilakukan, Pemerintah dan berbagai informasi lewat media internet sudah disampaikan ke masyarakat, dan virus berbahaya ini pasti kita bisa lewati, demikian ucapnya dengan nada optimis.
Ketika mengetahui Tim dari Kominfo, Pak Marsel panggilan akrabnya, mengatakan Terima kasih kepada Pemerintah lewat Dinas Kominfo menghadirkan Menara XL membuat kami tidak melewatkan informasi dunia. Kesadaran kami karena menikmati teknologi yang disediakan Pemerintah, katanya dengan penuh semangat.
Selanjutnya apresiasi yang sama berasal dari masyarakat Desa Udak Lelomatan, Masyarakat Belobatan, Paobokol, masyarakat Bakalerek, dan masyarakat Kelurahan Lewoleba Barat akan hadirnya kejelasan informasi tentang corona. Hanya menurut Ardi Pukan salah seorang Tim Kominfo memberikan sebuah perbandingan dan sedikit menggelitik. Katanya, kalau di Dusun Rita Kecamatan Wulandoni ada pemandangan bahwa nampak kesadaran masyarakat akan bahaya corona.
Hal ini terbukti dengan menyiapkan tempat air cuci tangan dan sabunnya di setiap depan rumah, sedangkan desa-desa setelah Belobao dan kelurahan Lewoleba Barat sejauh mata memandang nampak sepi sekali tempat air cuci tangan dan sabunnya. Hal ini diamini oleh Vian Taum dan menambahkan dengan nada guyon mengatakan bahwa desa-desa makin masuk menuju kota biasanya bandel dan tidak mau tahu, atau mungkin tempat air cuci tangan dan sabunnya diletakan diletakan di samping rumah sehingga Tim tidak melihatnya.
Hujan lebat mengguyur Kota Lewoleba membuat Tim Kominfo beristirahat sejenak, sambil menceritakan sebuah laporan masyarakat tentang 3 (tiga) warga Desa Bakalerek yang baru pulang dari daerah nun jauh. Yakni satunya dari kalimantan sudah 2 (dua) minggu yang lalu dan 2 (dua) mahasiswa yang baru dua hari lalu turun kapal, tetapi ketiganya tidak melakukan isolasi mandiri. Kawan Sodi driver andalan Kominfo pun memberikan ketegasan pernyataan bahwa makin ke kota memang makin bandel.
Tim Kominfo pun sepakat, corona yang berbahaya, harus dilawan dengan informasi yang terus menerus kepada masyarakat. Cape lelah, bukanlah menjadi halangan untuk kita menyerah. Impian kami pun terbesit, seandainya seperti masyarakat Dusun Rita yang mesti mendapat informasi yang minim dan terbatas tetapi sekali dengar langsung patuh karena kemanusiaan. Lembata pasti akan dapat melewati dengan nyaman meskipun belahan dunia lain ada kegaduhan dunia yang menyayat karena corona. (Tim-Kominfo)