“TBC – HIV JADI MOMOK YANG MENAKUTKAN”
Demikianlah sambutan Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dalam acara pembukaan kegiatan HUT TBC SEDUNIA Tingkat Kabupaten Lembata tanggal 21 Maret 2019 yang bertempat di halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.
Dihadapan para peserta yang hadir, Langoday menyampaikan bahwa hari ini merupakan tanggal bersejarah dalam penemuan bakteri penyakit TBC oleh seorang ahli dunia Tuan Roberth Cock, sehingga tanggal 21 Maret dunia menetapkannya sebagai Hari Ulang Tahun TBC sedunia.
TBC-HIV menjadi momok yang menakutkan, yang menjadi permasalahan kesehatan di dunia karena menyebapkan kematian di berbagai negara. Data WHO menujukan bahwa TBC-HIV merupakan bagian dari 10 penyebab kematian di dunia.
Tahun 2017 TBC menyebabkan kematian sekitar 1.3 juta jiwa dan 300.000 jiwa di antaranya karena TBC -HIV. Data tingkat global juga menunjukan bahwa sekitar 558.000 kasus baru TBC rifampisin resistan dimana hampir separuhnya ada di tiga negara yakni India (24%), China(13%) dan Rusia (10%). Sementara WHO melaporkan data TBC di Indonesia tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk dan TBC-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000 penduduk.
Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian TBC-HIV sebesar 9,400 atau 3,6 per 100.000 penduduk, dengan insiden sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi TBC sebesar 442,172 kasus, maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotofikasi baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan jelas Langoday.
Untuk Kabupaten Lembata menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata 3 tahun terakhir, terjadi penemuan kasus TBC yang sangat signifikan yakni di tahun 2016 sebanyak 168 kasus, tahun 2017 sebanyak 182 kasus dan tahun 2018 sebanyak 208 kasus dengan jumlah kasus kematian yang sangat tinggi sebanyak 2.7% dari target 1% kematian karena TBC.
Dengan melihat data berupa angka –angka tersebut seluruh lapisan masyarakat perlu diingatkan bahwa TBC masih manjadi permasalahan kesehatan yang harus kita atasi bersama ajak Dr.Thomas Ola Langoday, dan melalui tema peringatan HUTBC tahun 2019 “Saatnya Indonesia bebas TBC mulai dari saya” diharapkan dapat menggerakan hati setiap orang untuk menyadari bahwa Eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan tetapi tanggung jawab setiap individu yang ada baik sehat maupun sakit.
Deteksi dini dan pencegahan penularan TBC diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya-upaya baru yang inovatif dan melibatkan orang terdampak ( mantan Pasien ) dalam mendukung seluruh program TBC di Kabupaten Lembata. Ini adalah waktunya kita berbuat lebih untuk mencapai eliminasi TBC baik nasional maupun global pada tahun 2030. Kita ingin menciptakan indonesia dan dunia terbebaskan dari TBC, ini tentunya pekerjaan berat bagi kita semua mengingat TBC penyakit menular,pengobatannya tidak mudah dan murah penyebaran melalui udarah yang apabila tidak ditangani hingga tuntas akan menyebapkan resistensi obat dan pada akhirnya berpotesi menyebarkan di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah dan tempat umum lainya, pesan Thomas Ola langoday.
Untuk itu pemerintah melalui dinas terkait sedang melakukan deteksi dini dan pencegahan berbasis keluarga dan masyarakat dengan kegiatan “Ketuk Pintu TBC “ melalui strategi GOOD PAGI dengan aksi Salam TOSS TB, dengan tujuan untuk mengedukasi TBC, skreening gejala TBC dan rujukan orang dengan gejala TBC ke puskesmas terdekat.
Pada acara tersebut bapak Wakil Bupati Lembata berkesempatan memberikan piagam penghargaan kepada pengelola TBC terbaik tahun 2019 dalam pelaksanaan Ketuk Pintu TBC melalui kegiatan Good PAGI tingkat puskesmas se kabupaten Lembata atas nama YUTMIA LEWAR dari Puskesmas Waipukang dan penghargaan kinerja terbaik pengnanggulangan TBC atas nama Maria Angelina Riantobi dari RSUD Lewoleba, serta juarah Umum Lomba senam TBC antar puskesmas dan Rumah Sakit yang diraih oleh Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Panitia ibu Rosadalima Tuto menyampaikan terimakasih berlimpah kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan kegitaan ini meski masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya yang nantinya akan diperbaiki pada kegiatan berikutnya.
Acara ini dihadiri oleh 150 personil dengan melibatkan para perawat, bidan, dokter, ibu-ibu PKK Lingkup Lembata dan utusan dari lembaga Lapas Kabupaten Lembata. (Team kominfo LBT ).