Bupati Lembata, Eliaser Yantji Sunur didampingi sejumlah pejabat melakukan dialog dengan Forum Peduli Pembangunan Lembata yang diketuai oleh Alex Murin. Dialog penuh semangat kekeluargaan itu membahas soal rencana Pemmerintah Daerah Kabupaten Lembata membangun Hotel Terapung di Pulau Awulolong yang popular disebut Pulau Siput.
Saya dipilih oleh rakyat menjadi Bupati Lembata. Seluruh jiwa dan raga dibaktikan untuk membangun Lembata lebih maju dan rakyat sejahtera. Apa pun yang dibangun pasti dikritik dan diterima sebagai masukan positif. Mari kita berpikir positip. Saya membangun dan bekerja keras saja dikritik. Karena itu saya harus tunjukan bahwa kita harus lakukan berbagai terobosan untuk pembangunan pariwisata meski menghadapi resiko apapun.
Ketua Forum Peduli Pembangunan Lembata (FP2L) Alex Murin hari ini melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Lembata, kamis (10/1/2019). Dalam aksi ini Forum Peduli Pembangunan Lembata (FP2L) menuntut beberapa point dalam aksi unjuk rasa ini, tuntutan itu adalah pembatalan pembangunana hotel terapung di Awololong, pembangunan jembatan Waima yang bermasalah, pembangunan rumah jabatan bupati yang baru, Pembanguanan gedung perkantoran di kedua kecamatan yang baru saja dimekarkan di kecamatan buyasuri. Menurut murin tuntutan ini adalah tuntutan yang selalu menjadi buah bibir di masyarakatLembata akhir-akhir ini, ujar Murin.
Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur dalam tanggapannya saat berdialog dengan para pendemo FP2L di ruang rapatnya, dengan tenang beliau memaparkan tuntutan aksi mengenai pembangunan yang sedang dilaksanakan dalam masa kepemimpinannya. Sunur mengatakan, sebagai seorang Kepala Daerah dan tugas yang diembannya ini adalah sumpah saya saat saya dilantik untuk membangun daerah ini. Bagi dia saya ini di gaji oleh negara dan tidak mau dikatan kepala daerah yang makan gaji buta, tandanya.
Lanjut beliau, untuk itu saya mau tidak mau harus membangun daerah ini meskipun beragam resiko yang akan saya dapati, inikan bukan hal baru lagi bagi saya ketika saya ingin membagun dan sudah membangun sesuatu daerah ini selalu dan pasti dikritik oleh orang-orang, tegasnya. lanjut beliau ketika saya bekerja diprotes dan dikritik apalagi bila saya tidak bekerja sama sekali, jika dirinya bekerja untuk membangun daerah ini ia meminta agar jangan melihat dari sisi negatifnya saja tetapi dilihat juga dengan nilai positif dari dampak pembangunan yang sedang berjalan ini. kita ini jangan melihat untuk waktu sekarang melainkan 10-20 tahun kedepan yang nantinya dinikmati anak cucu kita, tandas bupati.
Beliau meminta kepada semua elemen masyarakat termaksud FP2L agar bersinerji bersama pemerintah membangun daerah ini. Jika ada kritikan atau usulan tentang pembangunan yang sedang ia jalankan di roda pemerintahannya, maka silahakan sampaikan kepada pemerintah atau langsung kepadanya dengan cara yang baik-baik pula. Kalau kita semua berdialog seperti ini tentu dengan sendirirnya kami juga dapat mengukur keberhasilan pembangunan yang sedang kami kerjakan dan sangat berdampak baik pada daerah ini tegasnya.
Pembanguana hotel apung di Awololong atau Pulau Siput itu hanyalah isu yang ingin menjatuhkan pemerintah, perlu saya tegaskan tidak ada hotel terapung di sana, melainkan kolam apung dan jeti apung. Konsep pembangunan yang kami kerjakan adalah Community based Tourism atau masyarakat teribat langsung dalam seluruh kegiatan kepariwisataan termasuk Awololong. Sedangakan untuk wilayah laut merupakan wewenang pemerintah propinsi mulai dari nol mil, untuk itu pemerintah daerah telah mengajukan konsep kepada pemerintah propinsi untuk dipelajari, dan disambut baik oleh pemerintah propinsi dan sekaligus memberi izin kepada pemerintah daerah untuk melakukan aktivitas di Awolong karena bagi pemerintah propinsi sendiri konsep pembangunan yang diajukan sangatalah adem terhadap alam dan biota laut, tandas sunur.
Untuk melancarkan trasportasi menuju pulau Siput pemerintah telah mendapat bantuan kapal dari pemerintah pusat. Kapal itu direncanakan akan melalui rute perairan kota lewoleba, perairan desa Tanjung Tuak dan dan perairan desa Waijarang, katanya. Sednagakan untuk biaya pengoperasian dan tranportasi pemerintah telah menyiapkan anggaran, bukan hanya itu pemerinta juga akan memberikan distribusi kepada masyarakat yang mau meyeberang melalui ketiga perairan ini maka harus sedikit mengorek saku demi kelancaran operasional kapal dan penambahan pendapatan khas daerah sendiri. Tarif yang akan ditetapkan tentu diimbangi dengan ekomomi masyarakat lembata sendri alias murah meriah. Ujar Yentji.
Dalam pertemuan bupati dan pendemo FP2L ini, dihadiri pula para kepala OPD teknis terkait tuntutan pembangunan, yakni Penjabat sekda Lembata, Anthanasius Aur Amuntoda, yang membekap pembangunan rumah jabatan bupati yang baru, (Plt) Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Apol Mayan yang membekap pembangunan kepariwisatawan, (Plt) Kepala KESBANGPOL Silvester Samun, (Plt) Kadis Kelautan dan Perikanan Mahmud Rempe yang membekap konsep pembangunan di wilayah perairan laut dan Kadis Pekerjaaan Umum yang diwakili oleh kabid Bina Marga Anton Kohun yang membekap pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lembata yang kita cintai ini. **(Tim Kominfo Lembata).***