SMPK St.Pius X Lewoleba, sebuah Lembaga Pendidikan Katolik tertua di Kabupaten Lembata. Momentum ini merupakan peristiwa bersejarah bagi warga dan keluarga besar alumni SPMK St.Pius X Lewoleba. Betapa tidak. Karena saat yang bersejarah itu, kini merayakan pesta Intan, 60 tahun. Dalam suasana Kekeluargaan yang terhimpun dalam keluarga besar guru murid dan alumni SMPK St. Pius x Lewoleba merayakan pesta Intan.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati, Thomas Ola serta seluruh pimpinan OPD Kabupaten Lembata dan orang tua siswa/i yang diperkirakan 800 orang menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan gedung serba guna yang luas bangunan sekitar 1450 M3 . Demikian laporan Juru Warta Komifo Lembata, Nikolaus Hayu yang meliput pesta Intan itu.
Acara ini diawali dengan sapaan adat didepan pintu masuk SMPK St Pius X oleh Mikhael Arkian dan dilanjuti dengan tarian selamat datang dari Sanggar Tari SMPK St.Pius X menuju tempat kegiatan. Ibadat syukur yang dipimpin Pastor Paroki St.Maria Baneaux Lewoleba Romo Blasius Kleden Pr. Dalam kotbahnya, Romo Blasius menyampaikan pesan bahwa yang pertama adalah dasar batu. Gedung ini berdiri diatas batu yang kuat itu berarti ada kaitan dengan anggaran mendatangkan batu butuh uang. Batu sendiri tidak mungkin, batu butuh pasir, semen, besi tenaga, uang, swadaya.
Dasar yang kedua, adalah doa,supaya orang tergerak untuk membantu, kita semua hadir ditempat ini tidak bawa ATM, uang tunai ,tas, semen, kita bawa hati,hati sebagai orang beriman yg murah hati, kita komit untuk bersatu hati sebap layaknya orang beriman memberi dengan yang apa kita punyai untuk lembaga ini. Tetap bangunan ini tuntas pada waktunya, Lebih lanjut pastor paroki mangatakan ironinya peletakan batu terjadi maret 2018 dan diresmikan maret 2023 lima Tahun adalah komit kita. Kiranya menyatu dalam harapan Tuhan sendiri agar bangunan ini tuntas pada waktunya sesuai dengan rencana, Mimpi dan harapan semoga terealisir,”harap Rm Blasius Kleden.
Sementara Ketua Panitia Pembangunan Aula Serbaguna, Alwi Murin yang juga alumni SMPK St.Pius X Lewoleba dalam laporannya mengatakan bahwa, peletakan batu pertama Gedung Serba Guna sekaligus dipadukan dua hajatan penting yang pertama, pesta Intan 60 Tahun SMPK St.Pius X Lewoleba dan yang kedua adalah Pesta Emas 100 Tahun Biara CB masuk ke Indonesia dan puncak acaranya akan diadakan pada tanggal 7 Oktober 2018.
Alwi Murin yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Lembata, menjelaskan bahwa gedung ini berkapasitas 1.300 orang dangan Luas Bangunan 1450M3 dengan panjang 50m x 29 m serta akumulasi biaya diperkirakan, Rp 3.900.000,500.000 (Tiga Milyar Sembilan Ratus Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Fasilitas dalam gedung Intan ini adalah Lapangan Basket, Lapangan Badminton, Lapangan Bola Volly dan Lapangan Futsal. Sumber dana dari para Alumni, Yayasan Pengelola CB, Orang tua/wali, pemda baik Kabupaten maupun Propinsi dan simpatisan yang tidak mengikat.
Sedangkan Kepala SMPK St. Pius X Lewoleba Sr. Mary Grace CB, S.Pd. dalam sambutan menyampaikan selamat datang dan terima kasih yang tak terhingga atas kehadiran Bapak Bupati dan Wakil Bupati Lembata Pimpinan OPD Kabupaten Lembata serta orang tua/wali dan para alumni SMPK St.Puis X Lewoleba yang sangat member arti penting bagi sekolah ini.
Sr. Mary Grace mengisahkan kilas balik sejarah sekolah sejak MGR. Antonius Theisen SVD Vikaris Apostolik Uskup Flores yang berpusat di Ende dan selanjutnya MGR.Gabriel Manek SVD Vikaris Apostolik Larantuka, Uskup Pertama tahun 1957. Melalui Lembaga Pendidikan SMP Gereja Katholik hadir tidak hanya membawa misi pewartaan ijil melainkan misi pendididikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dimana gereja hadir.
60 tahun SMPK St Pius X hadir diantara umat Katolik dan juga bukan Katolik terutama Muslim, Kristen Protestan, Pentekosta, Hindu dan Budha mencerdaskan suku-suku di Lembata dan sekitasnya tanpa misi pembaptisan. Sr. Mary yang juga alumni SMPK St. Pius X Lewoleba juga menyampaikan bahwa ditaman St.Pius X Lewoleba selalu memperkenalkan Membangun Budaya Sekolah, tradisi belajar, konsep tentang disiplin, budaya mengahargai waktu, kemajemukan dan perbedaan, semangat toleransi, kerukunan dan hidup bersama.
Menurut Sr. Mary, beberapa sekolah yang sempat bernaung di kompleks SMPK St. Pius X Lewoleba antara lain SMEP yang tutup pada tahun 1979, PGSLP tutup tahun 1977, SPG yang tutup tahun 1989 dan pada tahun 1983 SMEA dan SMA Kawula Karya meninggalkan kompleks SMPK St.Pius X Lewoleba. Lebih lanjut, Sr. Mary Grace CB,S.Pd juga menyampaikan bahwa status Lembata menjadi sebuah Kabupaten Otonom, ternyata memiliki implikasi yang sangat kuat terhadap lembaga pendidikan SMPK St. Pius X dengan fenomenal yang terjadi diantaranya peningkatan jumlah siswa yang luar biasa besarnya sejak Lewoleba menjadi Ibu Kota Kabupaten Lembata. Peningkatan jumlah siswa tiap tahun yg berimplikasi penambahan ruang kelas yang sekarang berjumlah 18 rombongan belajar dengan jumlah siswa 565 siswa dan 42 tenaga pendidik. Tetapi yang paling penting adalah semangat St.Pius X yakni mendisiplinkan diri yang menjadi nilai utama dalam kehidupan bersama.
Sementara itu Romo Blasius pastor Paroki St. Maria Baneaux Lewoleba yang mewakili Yang Mulia Bapak Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung Pr, dalam sambutan singkat menyampaikan bahwa SMPK St. Pius X Lewoleba dibawa naungan keuskupan Larantuka yang pengelolaan sepenuhnya kongergasi Carolus Boromeus ( CB ) sudah teruji komitmen konggergasi ini membangun sekolah dimana – mana selalu berprestasi nomor satu, sekurangnya mimpi kita output dari lembaga ini menghasilkan anak Lembata yang berkualitas mutu secara pribadi dan kelak mendermakan diri untuk Lewotana pengganti Bpk Yance dan Bpk Thomas yang berkualitas kedepan.
Gereja lokal Keuskupan Larantuka mengapresiasi segala dukungan pemerintah dan orang tua pada lembaga tercinta ini. Salah satunya momen hari ini yaitu peletakan batu pertama sekaligus dimulainya pembangunan gedung Serba Guna ini, kami berharap agar komit kita selanjutnya untuk terlibat penuh biar pembanguanan ini sampai final. Romo Blasius juga menghimbau agar panitia harus komitmen untuk pembangunan ini mulanya panitia itu begitu banyak anggota tapi ketika menghadapi tangangan satu-satu mulai mundur.
Akhirnya kami sebagai Gereja Lokal Keuskupan Larantuka membangun komit dan kerja sama yang baik khususnya dalam usaha pembangunan ini kedepan. Demikian Romo Blasius Kleden Pr. Selanjutnya sebelum sambutan, Bupati Lembata bersama wakil Bupati lembata didampingi Suster Kepala Sekolah SMPK St. Pius X Lewoleba, Romo Blasius Kleden Pr. Yang mewakili Bapak Uskup Larantuka dan beberapa Pimpinan OPD menuju kelokasi peletakan batu Pertama Gedung serbaguna 20 meter sebelah barat lokasi sekolah.
Bupati Sunur mangatakan, momen itu suatu keberuntungan, momen itu suatu keberkahan, jangan kita lewati kalau kita melewati satu momen kita tidak bisa melakukan satu apapun karena momen sudah hilang. Seperti yang kita lihat bersama tadi. “Saya meletakan batu didalam fondasi, Romo juga ikut meletakan, Suster Kepala juga ikut meletakan, Pak Wakil Bupati ikut menyaksikan berarti lengkap, ada yang kerja, ada yang memberikan semangat, ada yang mempunyai kontribusi dan lain –lain inilah yang di bilang rancang bangun.
Jangan kita lihat angka duit yang disampaikan panitia sebesar Rp.3,9 miliar, jangan lihat kesana kita tidak akan sampai, tapi lihat setiap hari volume fondasi, volume fisik bangunan ini sampai dimana, kita bernapsu untuk cepat menutup atap ini, itu sudah pasti tegas Pak Bupati, tapi kalau hitung uang susah, kalau kitakan selalu ngomong berapa si uangnya 3,9 miliar bingung carinya, kau yang mulai kau yang mengakhiri”, ujar Bupati Sunur disambut tepuk tangan yang meriah hadirin.
Bupati Sunur minta agar seluruh alumni dalam tenda semuanya berdiri bukan hanya PNS termasuk Suster Kepala Sekolah dan beberapa pimpinan OPD. Momen ini alumni melakukan sesuatu untuk daerah ini bukan untuk sekolah ini, St Pius X sudah melahirkan begitu banyak orang. Saya sendiri 1975 sekolah disini kemudian dikirim ke SMEP. Setelah melihat proposal yang diserahkan Suster Kepala Sekolah, Bupati Lembata menyampaikan kepada panitia dan alumni yang hadir agar luas bangunan 50 x 29m itu dijual kepada alumni per kapling/meter persegi, dengan harga Rp 3 juta rupiah. Panitia menjual kampling kepada alumni tegas Bupati lembata, saya sudah pasti mungkin 10 meter persegi jadi jangan lihat uang 3,9 miliarnya tidak akan sampai jadi saya minta semua alumni yang ada berdiri secara spontanitas untuk memberikan sumbangan.
Sebagai alumni saya 10 meter persegi jadi Rp.30 juta, dan diikuti bapak wakil bupati 5 meter persegi Rp.15 juta Wakil Ketua DPRD Bapak Yohanes De Rosari 5 meter persegi Rp.1 5 juta dan Bapak Philipus Bediona 5 meter persegi Rp. 15 juta, Bapak Yan Sunnur seorang pengusaha sukses juga 5 meter persegi dengan nilai uang Rp. 15 juta serta pimpinan OPD, simpatisan dan alumni lainnya yang berkisar 1 sampai 3 meter persegi. Dan setelah direkap secara keseluruhan maka dalam waktu 10 menit panitia mendapatkan dana pada momen pertama ini penyumbang 26 orang sebesar Rp. 294.000.000. dan dari pihak pemeritah bupati akan memberikan bantuan sebesar Rp. 500.000.000. setelah memdapat persetujuan dari DPRD Lembata.
Jadi yang bukan alumni, ujar Sunur, tapi partisipan silahkan kirim ke Rekening Suster Kepala Sekolah, bisa kirim pasir, bisa kirim batu, bisa kirim besi beton. “Pada momen kedua nanti, kita semua akan datang lagi untuk melihat sudah sejauh mana pembangunan fondasinya kurang kita tambah momennya lagi. Sementara anak-anak sekolah dikasih tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya masing-masing karena yang memilik bangunan ini bukan hanya alumni angkatan 60 tetapi mereka ini adalah bagian dari angkatan 60”, imbau Bupati Sunur. (Nikolaus Hayu/ Kominfo Lembata)