Upaya pemerintah Daerah Kabupaten Lembata untuk menggali berbagai potensi pembangunan yang ada di tengah masyarakat terus digiatkan . Salah satunya adalah semangat gotong royong (Gemohing) yang saat ini telah hilang ditengah masyarakat. Padahalnya tradisi ini berpotensi memacu pertumbuhan pembangunan karena pekerjaan yang berat akan menjadi ringan karena dikerjakan secara bersama-sama.
Wujud nyata dari upaya membangkitkan semangat gotong royong adalah pelaksanaan pekerjaan pengecoran jembatan sepanjang 8 x 6 meter dan 9 x 12 meter di Kecamatan Nagawutung yang dipimpin langsung Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langodai.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dalam kebijakannya mengatasi kerusakan jalur jalan Trans Nagawutung segmen desa Wua Kerong dan desa Dua wutun dikecamatan Nagawutung adalah dengan mengcor kembali 2 buah jembatan yakni jembatan Loang I dan Jembatan Loang II. Kondisi bantalan kedua jembatan saat ini rusak dan berlubang sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal . Pelaksanaan pengecoran kembali dua buah jembatan tersebut dilakukan secara gotong royong pada Selasa, 06 Pebruari 2018. Diperkirakan 1000 orang ikut dalam kegiatan bakti bersama tersebut yakni dari TNI dan POLRI, Aparatur Sipil Negara dari setiap OPD yang dipimpin masing masing kepala OPD, Warga masyarakat dari desa Dua wutun, Wuakerong, siswa-siswi SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Nagawutung.
Sebagaimana diliput Kepala Seksi Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi Dan Informatika di lokasi kegiatan, pelaksanaan pengecoran utuk jembatan Loang II desa Dua wutun terjadi pada pukul 08.00 pagi saat Bupati Lembata dan Wakil Bupati Lembata tiba di Lokasi kegiatan. Sedangkan Jembatan Loang I dimulai dengan menyusun dan mengikat besi beton sesaat setelah bupati dan wakil bupati tiba di lokasi. Usai mengikat besi beton langsung dilanjutkan dengan pengecoran hingga pekerjaan pengecoran kedua jembatan itu rampung pada sore hari.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati Thomas Ola Langodai terlibat langsung bersama masyarakat dalam seluruh proses pekerjaan yakni menyusun besi beton, mengikat dan mengecor kedua jembatan tersebut. Warga masyarakat setempat terlihat antusias dan bersemangat bersama Aparatur sipil Negara, TNI dan OLRI dalam mengerjakan kegiatan cor jembatan secara gotong royong hingga pekerjaan usai.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur yang diwawancarai dilokasi kegiatan menyatakan, kegiatan ini menjadi model dimana masyarakat pengguna jalan ini dilibatkan dalam proses penyelesaian jembatan ini. “Budaya kita adalah budaya gotong royong seehingga masyarakat perlu terlibat langsung dalam proses pekerjaan jembatan sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk merawat dan menjaga jembatan ini.”
Ditanyai soal mekanisme pelaksanaan pekerjaan tersebut bupati menyatakan, kegiatan pengecoran kembali bantalan dari kedua jembatan dilakukan secara swakelola. Dengan demikian terjadi penghemematan dari sisi biaya. Anggaran yang seeharusnya bernilai miliaran rupiah menjadi 75.000.000 untuk tiap jembatannya sehingga sisa uangnya bisa membiayai kerusakan ditempat lainnya. Bupati Lembata mengharapkan kedepan pekerjaan-pekerjaan bernilai kecil terus dilakukan secara swakelola sampai ke desa-desa.
Namun demikian Bupati Sunur menegaskan pekerja tidak lagi bakti umum atau gotong royong seperti ini namun kepada mereka yang bekerja diberikan upah sehingga masyarakat bisa mengambil keuntungan secara ekonomi dari pekerjaan itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Paskalis Tapo Bali dilokasi kegiatan menyatakan, secara teknis kontruksi dasar dari bangunan kedua jembatan masih bagus sehingga dinasnya hanya menganggarkan pekerjaan plat betonnya. “ jembatan jembatan ini abutnya masih bagus, relingnya juga bagus rangka bagian bawahnya nya juga bagus, secara umum kontruksi dasar masih layak sehingga kita anggarkan untuk plat betonnya saja. Ini hanya untuk belanja bahan dan tidak ada ongkos kerja sehingga kita bakti umum untuk selesaikan pekerjaan ini. katanya.
Fatma Abdullah 29 tahun warga desa Wuakerong dilokasi kegiatan, merasa gembira atas keterlibatan masyarakat dan berbagai pihak memperbaiki jembatan yang selama ini dalam kondisi rusak. “Ini adalah momen yang menarik, begitu banyak orang yang terlibat dan tidak seperti biasanya. Dengan upaya ini jalur jalan kami menuju ke Lewoleba ibu kota kabupaten akan lebih baik ke depannya. Tandas Ibu fatma sambil tersenyum. (Molan/Kominfo)